Jumat, 19 Desember 2014

SOSIODRAMA



A.    PENGERTIAN SOSIODRAMA
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya (Depdiknas: 23).

KOOPERATIF



PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Pembelajaran kooperatif muncul karena adanya perkembangan dalam sistem pembelajaran yang ada. Pembelajaran kooperatif menggantikan sistem pembelajaran yang individual. Dimana guru terus memberikan informasi ( guru sebagai pusat ) dan peserta didik hanya mendengarkan. Pembelajaran kooperatif mendapat dukungan dari Vygotsky tokoh teori kontruktivisme. Dukungan Vygotsky antara lain:
a. Menekankan peserta didik mengkonstruksi pengetahuan mealui interaksi sosial dengan orang lain.
b. Selain itu dia juga berpendapat bahwa penekanan belajar sebagai proses dialog interaktif. Semua hal tersebut ada dalam pembelajaran kooperatif.
c. Arti penting belajar kelompok dalam pembelajaran.

BERFIKIR ILMIAH



2.1  Definisi Berfikir Ilmiah
Berpikir Ilmiah
Sebelum lebih jauh menjelaskan apa yang dimaksud berpikir ilmiah, ada baiknya lebih dahulu kita ketahui arti per kata dari kelompok kata tersebut. Pertama  kata berpikir. Berpikir adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Sedangkan menurut Poespoprodjo berpikir adalah suatu aktifitas yang banyak seluk-beluknya, berlibat-libat, mencakup berbagai unsur dan langkah-langkah. Menurut Anita Taylor et. Al. berpikir adalah proses penarikan kesimpulan. Jadi berpikir merupakan sebuah proses tertentu yang dilakukan akal budi dalam memahami, mempertimbangkan, menganalisa, meneliti, menerangkan dan memikirkan sesuatu dengan jalan tertentu atau langkah-langkah tertentu sehingga sampai pada sebuah kesimpulan yang benar.

BERPIKIR SEJARAH



2.1 Konsep Berpikir Sejarah
Sejarah dikatakan sebagai ilmu karena merupakan pengalaman masa lampau yang disusun secara sistematis dengan metode kajian secara ilmiah untuk mendapatkan kebenaran mengenai masa lampau. Dan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan maka harus dibuktikan secara keilmuan menggunakan metode-metode dan berbagai standard ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, dan  kebenaran tersebut dapat dibuktikan dengan dokumen yang telah diuji sehingga dapat dipercaya sebagai suatu fakta sejarah.

BERFIKIR KRITIS



Definisi Berpikir Kritis
Berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan tingkat tinggi yang sangat penting diajarkan kepada siswa selain keterampilan berpikir kreatif. Berikut ini disajikan 10 buah definisi mengenai berpikir kritis (keterampilan berpikir kritis).

Kreativitas pada peserta didik dalam mata pelajaran sejarah




A.    Pengertian Kreativitas

Kreativitas merupakan hal yang sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini kreativitas sangat diperlukan dalam diri manusia karena dengan persaingan dunia kerja yang semakin ketat. terlebih Pengajaran atau menumbuhkan kreativitas dalam diri peserta didik akan sangat bermanfaat bagi kehidupannya baik dalam masa persaingan meraih prestasi di sekolah ataupun meraih kesuksesaan ketika mereka telah memasukidunia kerja.
Dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak hanya dituntut keaktifannya saja tapi juga kekreativitasannya, karena kreativitas dalam pembelajaran dapat menciptakan situasi yang baru, tidak monoton dan menarik sehingga siswa akan lebih terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Namun saat ini masih banyak guru yang kurang mampu untuk mencurahkan ide-idenya, sekaligus menumbuhkan daya kreasi, yang seharusnya hal tersebut bisa menjadi sarana untuk mengembangkan potensi anak didik yang usianya masih berada pada masa pertumbuhan dan perkembangan. Meskipun saat ini kurikulum telah membuka peluang selebar-lebarnya agar pembelajaran mampu menarik daya kreativitas peserta didik, tapi sebagian guru belum mampu untuk dapat memanfaatkanya, sehinga guru belum mampu melakukan perubahan sikap dalam mengajar terutama dalam hal pengembangan daya kreasi. Hal tersebut akan mampu di atasi dengan pengubahan cara pengajaran yang dilakukan oleh pendidik dengan melihat bagaimana pengajaran yang cocok atau sesuai dengan pengebangan kreativitas anak.
Walaupun ada pengakuan ilmiah terhadap pentingnya kreativitas, namun hingga kini hanya sedikit sekali penelitian yang telah dilakukan. Hal itu disebabkan adanya kesulitan metodologi dan karena adanya keyakinan bahwa kreativitas adalah suatu faktor bawaan individual sehingga hanya sedikit yang dapat dilakukan untuk mengendalikannya.