PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
KOOPERATIF DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
Pembelajaran
kooperatif muncul karena adanya perkembangan dalam sistem pembelajaran yang
ada. Pembelajaran kooperatif menggantikan sistem pembelajaran yang individual.
Dimana guru terus memberikan informasi ( guru sebagai pusat ) dan peserta didik
hanya mendengarkan. Pembelajaran kooperatif mendapat dukungan dari Vygotsky
tokoh teori kontruktivisme. Dukungan Vygotsky antara lain:
a. Menekankan
peserta didik mengkonstruksi pengetahuan mealui interaksi sosial dengan orang
lain.
b. Selain
itu dia juga berpendapat bahwa penekanan belajar sebagai proses dialog
interaktif. Semua hal tersebut ada dalam pembelajaran kooperatif.
c. Arti
penting belajar kelompok dalam pembelajaran.
Pembelajaran
kooperatif ini membuat siswa dapat bekerjasama dan adanya partisiasi aktif dari
siswa. Guru sebagai fasilisator dan pembimbing yang akan mengarahkan setiap
peserta didik menuju pengetahuan yang benar dan tepat.
A.
PENGERTIAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Adalah
pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa
untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
belajar.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1. Meningkatkan hasil belajar akademik
Meskipun
pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan social, tetapi juga
bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas – tugas akademik.
Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami
konsep – konsep yang sulit.
2. Penerimaan terhadap keragaman
Pembelajaran
kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbada latar belakang dan kondisi
untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas – tugas bersama.
3. Pengembangan ketrampilan sosial
Mengajarkan
kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi untuk saling berinteraksi
dengan teman yang lain.
C.
KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF
Keuntungan
pembelajaran kooperatif diantaranya adalah :
- Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan social
- Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
- Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
- Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai – nilai sosial dan komitmen.
- Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.
- Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.
- Berbagi ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.
- Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
- Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
- Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
- Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas
D. TEKNIK – TEKNIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1. Metode
STAD ( Student Achievement Divisions )
Metode ini
dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan – kawan dari universitas John
Hopkins. Metode ini digunakan para guru untuk mengajarkan informasi akademik
baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penilaian verbal maupun tertulis.
Langkah – langkahnya :
a.
Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau
tim, masing – masing terdiri atas 4 atau 5 anggota. Tiap kelompok memiliki
anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan (
tinggi, sedang, rendah ).
b.
Tiap anggota tim/kelompok menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling
membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusiantar
sesama anggota tim/ kelompok.
c.
Secara individual atau tim, tiap minggu atau tiap dua minggu akan
mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang
telah dipelajari.
d.
Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan
kepada siswa secara individual atau tim yang meraih prestasi tinggi atau
memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. Kadang – kadang beberapa atau
semua tim memperoleh penghargaan jika mampu meraih suatu criteria atau srandar
tertentu.
2. Metode
Jigsaw
Langkah –
langkahnya :
a.
Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri 4 atau 5
siswa dengan karakteristik yang heterogen.
b.
Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks dan setiap siswa
bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut.
c.
Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung jawab
untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul
untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut (kelompok pakar / expert
group).
d.
Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok
semula ( home teams )untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah
dipelajari dalam kelompok pakar.
e.
Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “ home teams “ para
siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.
3. Metode G
( Group Investigation )
Metode ini
dirancang oleh Herbet Thelen dan diperbaiki oleh Sharn. Dalam metode ini siswa
dilibatkan sejak perencanaan baik dalam menentukan topik maupun mempelajari
melalui investigasi. Dalam metode ini siswa dituntut untuk memiliki kemampuan
yang baik dalam komunikasi dan proses memiliki kelompok.
Langkah-langkahnya
:
a.
Seleksi topik
b.
Merencanakan kerjasama
c.
Implementasi
d.
Analisis dan sintesis
e.
Penyajian hasil akhir
f.
Evaluasi selanjutnya
4. Metode
struktural
Metode ini
dikembangkan oleh Spencer Kagan, yang menekankan pada struktur – struktur
khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola – pola interaksi siswa.
Contoh
teknik pembelajaran metode struktural yaitu :
a.
Mencari Pasangan ( Make a Match )
Dikembangkan
oleh Larana Curran, dimana keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan
sambil belajar mengenai suatu konsep atau topic dalam suasana yang
menyenangkan. Langkah – langkahnya :
1) Guru
menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok
untuk sesi review ( persiapan menjelang tes atau ujian ).
2) Setiap
siswa mendapat satu buah kartu.
3) Setiap
siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya.
4) Siswa
bisa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu yang
cocok.
5) Para
siswa mendiskusikan penyelesaian tugas secara bersama – sama.
6)
Presentasi hasil kelompok atau kuis.
b.
Bertukar Pasangan
Langkah –
langkahnya :
1) Setiap
siswa mendapatkan satu pasangan ( guru bisa menunjukkan pasangannya atau siswa
melakukan prosedur / teknik mencari pasangan.
2) Guru
memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
3) Setelah
selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
4) Kedua
pasangan tersebut bertukar pasangan. Masing – masing pasangan yang baru ini
kemudian saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka.
5) Temuan
baru yang didapatkan dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan pada pasangan
semula.
c.
Berkirim Salam dan Soal
Langkah –
langkahnya :
1) Guru
membagi siswa dalam kelompok berempat dan setiap kelompok ditugaskan untuk
menuliskan beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke kelompok lain. Guru bisa
mengawasi dan membantu memilih soal-soal yang cocok.
2) Kemudian
masing-masing kelompok mengirimkan satu orang utusan yang akan menyampaikan
salam dan soal dari kelompoknya.
3) Setiap
kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain.
4) Setelah
selesai jawaban masing – masing kelompok dicocokan dengan jawaban kelompok yang
membuat soal.
d.
Bercerita Berpasangan
Teknik ini
menggabungkankegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Langkah –
langkahnya :
a) Pengajar
membagi bahan pelajaran menjadi dua bagian.
b) Pengajar
memberikan pengenalan topik yang akan dibahas dalam pelajaran.
c) Siswa
dipasangkan
d) Bagian
pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama sedangkan siswa yang kedua
menerima bagian yang kedua.
e) Kemudian
siswa disuruh membaca atau mendengarkan bagian mereka masing-masing
f) Sambil
membaca/mendengarkan siswa mencatat beberapa kata atau frase kunci yang ada
dalam bagian masing-masing.
g) Siswa
berusaha untuk mengarang bagian lain yang belum dibaca/didengarkan berdasarkan
kata kunci.
h) Setelah
selesai menulis, beberapa siswa bisa diberi kesempatan untuk membacakan hasil
karangan mereka.
i) Pengajar
membagiakan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing –masing siswa.
j) Diskusi
mengenai topik tersebut.
e.
Dua Tinggal Dua Tamu ( Two Stay Two Stay )
Langkah-langkahnya
:
1) Siswa
dibagi ke dalam beberapa kelompok berempat.
2) Siswa
bekerjasama dalam kelompok berempat seperti biasa.
3) Setelah
selesai, dua orang dari masing – masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya
dan masing – masing bertamu ke dua kelompok lain.
4) Dua orang
yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi
mereka ke tamu mereka.
5) Tamu
mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka
dari kelompok lain.
6) Kelompok
mencocokan dan membahas hasil – hasil kerja mereka.
f.
Keliling Kelompok
Langkah –
langkahnya :
1) Salah
satu siswa dalam masing-masing kelompok memulai dengan memberikan pandangan dan
pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan.
2) Siswa
berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
3) Demikian
seterusnya. Giliran bicara bisa dilaksanakan menurut arah perputaran jarum jam
atau dari kiri ke kanan.
g.
Kancing Gemerincing
Langkah-langkahnya
:
1) Guru
menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing – kancing atau benda kecil
lainnya.
2) Sebelum
kelompok memulai tugasnya setiap siswa dalam masing – masing kelompok
mendapatkan dua atau tiga buah kancing ( jumlah kancing bergantung pada sukar
tidaknya tugas yang diberikan.
3) Setiap
kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat dia harus menyerahkan
salah satu kancingnya dan meletakkan di tengah – tengah.
4) Jika
kancing yang dimiliki seseorang habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai
semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka.
5. Think –
Pair – Share
Langkah-langkah
:
a.
Thinking : guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan
pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik.
b.
Pairing : guru meminta peserta didik berpasang – pasangan. Member kesempatan
kepada pasangan – pasangan untuk berdiskusi.
c.
Sharing : hasil diskusi intersubjektif di tiap – tiap pasangan
hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Dalam kegiatan ini
diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengkonstuksian pengetahuan
secara integratif.
6.
Numbered Heads Together
Langkah –
langkahnya :
a.
Guru membagi kelas menjadi kelompok – kelompok kecil
b.
Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap – tiap
kelompok. Pada kesempatan ini tiap – tiap kelompok menyatukan kepalanya “ Heads
Together” berdiskusi memikirkan jawaban.
c.
Guru memanggil paserta didik yang memiliki nomor yang sama dari
tiap – tiap kelompok dan memberi kesempatan untuk menjawab.
d.
Guru mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik dapat
menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh.
7.
Bamboo Dancing
Langkah –
langkahnya :
a.
Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru.
b.
Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok besar dan berpasangan.
c.
Membagikan tugas kepada setiap pasangan untuk dikerjakan atau
dibahas ( diskusi ).
d.
Usai berdiskusi pasangan berubah dengan menggeser posisi mengikuti arah jarum
jam sehingga tiap- tiap peserta didik mendapat pasangan baru dan berbagi
informasi, demikian seterusnya hingga kembali kepasangan awal.
e.
Hasil diskusi tiap – tiap kelompok besar kemudian dipresentasikan
kepada seluruh kelas
f.
Guru memfasilitasi terjadinya intersubjektif, dialog interaktif,
Tanya jawab sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat diobjektivikasi dan
menjadi pengetahuan bersama seluruh kelas.
8. Point –
Counter – Point
Langkah –
langkahnya :
a.
Guru memberi pelajaran yang terdapat isu – isu kontroversi.
b.
Membagi peserta didik ke dalam kelompok – kelompok dan posisinya berhadap –
hadapan.
c.
Tiap – tiap kelompok diberi kesempatan untuk merumuskan
argumentasi – argumentasi sesuai dengan perspektif yang dikembangkannya.
d.
Setelah berdiskusi maka mereka mulai berdebat menyampaikan argumentasi sesuai
pandangan yang dikembangkan kelompoknya. Kemudian minta tanggapan, bantahan
atau koreksi dari kelompok lain perihal isu yang sama.
e.
Buat evaluasi sehingga peserta didik dapat mencari jawaban sebagai
titik temu dari argumentasi – argumentasi yang telah mereka munculkan.
9. The
Power of Two
Langkah –
langkahnya :
a.
Ajukan pertanyaan yang membutuhkan pemikiran yang kritis.
b.
Minta peserta didik menjawab pertanyaan yang diterimanya secara perorangan.
c.
Minta peserta didik mencari pasangan, dan masing – masing saling
menjelaskan jawabannya kemudian menyusun jawaban baru yang disepakati bersama.
d.
Membandingkan jawaban – jawaban tersebut dengan pasangan lain sehingga paserta
didik dapat mengembangkan pengetahuan yang lebih integrative.
e.
Buat rumusan – rumusan rangkuman sebagai jawaban – jawaban atas pertanyaan
yang telah diajukan. Rumusan tersebut merupakan konstruksi atas keseluruhan
pengetahuan yang telah dikembangkan selama diskusi.
10.
Listening Team
Langkah-langkahnya
:
a.
Diawali dengan pemaparan meteri pembelajaran oleh guru.
b.
Guru membagi kelas menjadi kelompok – kelompok dan setiap kelompok memiliki
peran masing – masing, misalnya:
Kelompok 1 :
kelompok penanya
Kelompok 2 :
kelompok penjawab dengan perspektif tertentu
Kelompok 3 :
kelompok penjawab dengan perspektif yang berbeda dari kelompok 2
Kelompok 4 :
kelompok yang bertugas mereview dan membuat kesimpulan dari hasil diskusi.
c.
Munculkan diskusi yang aktif karena adanya perbedaan pemikiran
sehingga dikusi menjadi berkualitas.
d.
Penyampaian berbagai kata kunci atau konsep yang telah dikembangkan oleh
peserta didik dalam diskusi.
E. KEUNGGULAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Pembelajaran
kooperatif memiliki keunggulan – keunggulan dalam pembelajarannya, antara lain
:
- Dengan pembelajaran kooperatif maka setiap anggota dapat saling melengkapi dan membantu dalam menyelesaikan setiap materi yang diterima sehingga setiap siswa tidak akan merasa terbebani sendiri apabila tidak dapat mengerjakan suatu tugas tertentu.
- Karena keberagaman anggota kelompok maka memiliki pemikiran yang berbeda – beda sehingga pemikirannya menjadi luas dan mampu melihat dari sudut pandang lain untuk melengkapi jawaban yang lain.
- Pembelajaran kooperatif cocok untuk menyelesaikan masalah – masalah yang membutuhkan pemikiran bersama.
- Dalam pembelajaran kooperatif para paserta didik dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan karena bekerja sama dengan teman – temannya.
- Dalam pembelajaran kooperatif memupuk rasa pertemanan dan solidaritas sehingga diantara anggotanya akan terjadi hubungan yang positif.
F. KELEMAHAN
PEMBELAAJARAN KOOPERATIF
Pembelajaran
kooperatif selain memiliki keunggulan juga memiliki kelemahan – kelemahan
antara lain :
- Dalam pembelajaran kooperatif apabila kelompoknya tidak dapat bekerjasama dengan baik dan kompak maka akan terjadi perselisihan karena adanya berbagai perbedaan yang dapat menyebabkan perselisihan.
- Terkadang ada anggota yang lebih mendominasi kelompok dan ada yang hanya diam, sehingga pembagian tugas tidak merata.
- Dalam pembelajarannya memerlukan waktu yang cukup lama sebab harus saling berdiskusi bersama teman – teman lain untuk menyatukan pendapat dan pandangan yang dianggap benar.
- Karena sebagian pengetahuan didapat dari teman dan yang menerangkan teman maka terkadang agak sulit dimengerti, sebab pengetahuan terbatas.
DAFTAR PUSTAKA
Suprijono,
Agus. 2006 . Cooperative Learning ( Teori & Aplikasi PAIKEM ).
Drs.
Sugiyanto. Modul PLPG
www.
Wikipedia. Com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar