A. PENGERTIAN SOSIODRAMA
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan
masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang
menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba,
gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan
untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta
mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya (Depdiknas: 23).
Sociodrama is a learning method that creates deep understanding of the
social systems that shape us individually and collectively (Brown, 2005)
artinya Sosiodrama adalah metode belajar yang menciptakan pemahaman yang
mendalam mengenai sistem sosial yang membentuk kita secara individu dan
kolektif.
“sociodrama” is a dramatic enactment of real life situations or
conflicts that often go unresolved. Sosiodrama adalah diberlakukannya dramatis
situasi kehidupan nyata atau konflik yang belum terselesaikan.
Trefingger (dalam Waluyo: 2001) membatasi sosiodrama a group problem
solving enactment that focuses on a problems involving human relation dalam
sosiodrama ini masalah hubungan antar manusia merupakan yang ditonjolkan.
Berdasarkan
beberapa definisi tersebut dapat ditarik benang merah bahwa metode pembelajaran
sosiodrama adalah model pembelajaran
bermain peran dengan mendramatisasi kehidupan nyata atau konflik yang belum
terselesaikan dan sistem sosial yang membentuk kita secara individu dan kolektif.
Secara
etimologi metode dalam Bahasa Arab, dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan
untuk melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminology metode
adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam
proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau
menguasai kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabus mata pelajaran.
Sosiodrama
terdiri dari dua suku kata “Sosio” yang artinya masyarakat, dan “drama”
yang artinya keadaan seseorang atau peristiwa yang dialami orang, sifat
dan tingkah lakunya, hubungan seseorang,
hubungan seseorang dengan orang lain dan sebagainya.Metode sodiodrama adalah
suatu metode mengajar dimana guru memberikan kesempatan kepada murid untuk
melakukan kegiatan memainkan peran tertentu seperti terdapat dalam kehidupan
masyarakat (sosial).
Dari
pengertian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa sosiodrama adalah bentuk
metode mengajar dengan mendramakan atau memerankan tingkah laku di dalam
hubungan sosial.
B.
ALASAN
MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA
Sudah sejak
adanya manusia di muka bumi ini dengan segala peradabannya, maka semenjak itu
pula pada hakikatnya telah ada berbagai macam proses dan kegiatan pendidikan
serta pengajaran. Namun berbeda untuk masa sekarang ini, dimana pendidikan dan
pengajaran bayak di selanggarakan di berbagai lembaga pendidikan formal maupun
informal, maka pada masa lampau kegiatan pendidikan dan pengajaran dilaksanakan
di dalam kelompok-kelompok masyarakat,
tempat- tempat ibadah, bahkan bayak di laksanakan didalam proses
interaksi sosial di kalangan masyarakat tertentu. Dari tonggak-tonggak sejarah
pula dapat kita lihat bagaimana persoalan-persoalan yang muncul dapat mereka
pecahkan. Bagaimana para nabi dan rasul menyampaikan ajaran-ajaran Tuhan kepada
umatnya, mereka berusaha mengumpulkan sejumlah orang kemudian diberi
wejangan-wejangan dan ajaran keagamaan tentang kebenaran-kebenaran maupun
keingkaran, tentang baik dan buruk, dan lain-lainnya. Proses pendidikan ini bisa mereka laksanakan
didalam gua, perkemehan, bukit, sarana ibadah, bahkan bisa dilaksanakan dimedan
perang sekalipun. Dalam kehidupan sehari-hari orang tua mengajari anak-anak nya
cara menanam, bagaimana pekerjaan nelayan, bagaimana menjadi pedagang dan
sebagainya.
Bahkan
sebagian mereka langsung membawa anak-anak nya ke dalam kehidupan sebenarnya,
sambil anak-anak itu diberi palajaran dan penjelasan sehingga mereka langsung
mengalami sendiri.
Pendidikan
dalam prakteknya berkaitan erat dengan belajar mangajar, karena proses belajar
mengajar merupakan salah satu unsur yang sangat mendasar dalam setiap
penyelenggaraan, jenis, dan jenjang pendidikan. Untuk itu keefektifan dan
keefisienan di dalam proses belajar mengajar harus diperhatikan oleh seorang
guru, karena guru memegang peranan penting di dalam mengelola kegiatan
pengajaran yang terjadi di dalam kelas dengan segenap sumber belajar yang ada.
Salah satu
usaha untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang menyenangkan, efektif, efisien, dan cendrung
tidak membosankan, guru harus mengetahui dan memahami bagaimana memilih dan
merealisasikan metode yang sesuai pada setiap materi yang di sampaikan (Syaiful
Bahri Djamarah; 1991; 72)
Mata
pelajaran Sejarah seringkali dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan
oleh siswa, hal ini karena pembelajaran mata pelajaran Sejarah lebih didominasi
oleh sistem konvensional seperti ceramah dan pemberian latihan-latihan soal (drill). Dimana guru hanya menjelaskan
dan siswa mendengar, serta guru menulis di papan tulis dan siswa mencatat,
sehingga siswa cenderung pasif dan di paksa untuk menerima apa adanya materi
yang di ajarkan tanpa diberi kesempatan untuk berusaha membalas dan
memahaminya.
Dalam
menyampaikan materi-materi mata pelajaran Sejarah mestinya guru tidak hanya
mentransfer pengetahuannya saja, tetapi guru juga harus bisa memberi motifasi
kepada anak-anak didiknya. Untuk itu dalam proses pembelajaran guru Sejarah
harus bisa menggunakan beberapa macam metode, antara lain menggunakan metode
sosiodrama (bermain peran) sebagai alternatif dalam menciptakan suasana belajar
yang lebih menyenangkan. Metode sosiodrama (bermain peran) pada dasarnya adalah
mendramatisasikan tingkah laku atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam
hubunganya dengan masalah-masalah sosial (Roestiyah N.K; 2008: 90)
Adapun
beberapa alasan penggunaan metode bermain peran atau sosiodrama dalam metode
pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) memperjelas gambaran suatu peristiwa
dari pelajaran yang diberikan, yang di dalamnya menyangkut orang banyak dan
atas pertimbangan didaktis lebih baik didramatisasikan dari pada hanya
diceritakan saja, 2) dimaksudkan untuk melatih anak-anak agar mampu
menyelesaikan masalah-masalah sosial mereka di kelak kemudian hari, 3) melatih
nak-anak agar mudah bergaul, mempunyai timbang rasa serta kemungkinan pemahaman
terhadap orang lain dengan berbagai permasalahannya.
Dengan
implementasi metode sosiodrama dalam pembelajaran Sejarah, diharapkan
memberikan pemahaman dan penghayatan mengenai masalah-masalah sosial serta bisa
mengembangkan kemampuan yang dimiliki siswa.
C.
LANGKAH-LANGKAH
PENERAPAN METODE SOSIODRAMA
Sebelum menerapkan metode pembelajaran
Sosiodrama/Bermain peran (Role Playing), guru hendaknya menyusun skenario
sesuai kebutuhan. Mengacu pada Rencana Proses Pembelajaran dan Silabus yang
telah disusun. Hal ini perlu agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan menarik,
mencapai sasaran dan tidak melebihi alokasi waktu yang ditentukan.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam menerapkan metode pembelajaran
Bermain peran/Sosiodrama (Role Playing) antara lain:
1) Bila metode
sosiodrama baru diterapkan dalam pengajaran, maka hendaknya guru menerangkannya
terlebih dahulu teknik pelaksanaannya, dan menentukan diantara siswa yang tepat
untuk memerankan tokoh-tokoh tertentu, kemudian secara sederhana dimainkan di
depan kelas.
2) Menerapkan
situasi dan masalah yang akan dimainkan dan perlu juga diceritakan jalannya
peristiwa dan latar belakang cerita yang akan diperankan tersebut sesuai dengan
materi yang akan disampaikan.
3) Pengaturan
adegan dan kesiapan mental dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga benar-benar
bisa membangun interaksi yang lebih menarik.
4) Setelah
sosiodrama itu dalam puncak klimas, maka guru dapat menghentikan jalannya
drama. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat
diselesaikan secara umum, sehingga penonton (siswa yang mengamati) ada
kesempatan untuk berpendapat dan menilai sosiodrama yang dimainkan. Sosiodrama
dapat pula dihentikan bila menemui jalan buntu.
5) Siswa
diberikan kesempatan untuk memberikan komentar, kesimpulan atau berupa catatan
kesesuaian jalannya sosiodrama dengan materi yang sedang dibicarakan.
6) Guru
menerima semua masukan, dari siswa dan memberikan simpulan yang tepat dari
pengilustrasian materi melalui metode sosiodrama tersebut.
7) Menyelaraskan
pemahaman konsep yang dijelaskan dalam pemecahan masalah/soal yang berkaitan
dengan materi pembelajaran.
Setelah
kegiatan selesai, guru bisa memberikan contoh soal yang harus diselesaikan
dengan menggunakan konsep seperti yang telah diperagakan oleh siswa melalui
metode sosiodrama tersebut. Untuk selanjutnya bisa dievaluasi apakah metode
tersebut berhasil atau belum yang indikasinya bisa dilihat melalui kemampuan
pengintegrasian konsep yang diperagakan ke dalam masalah/soal yang harus
diselesaikan.
Seperti metode-metode
pembelajaran yang lain, metode pembelajaran Sosiodrama/Bermain Peranan (Role
Playing) juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Maksudnya, tidak semua materi
bisa menjadi lebih baik bila menggunakan metode ini, akan tetapi harus dipilih
dengan teliti oleh guru pengampu, mana yang baik menggunakan metode ini dan
mana yang tidak. Berikut saya sampaikan beberapa kelebihan dan kekurangan dari
metode pembelajaran sosiodrama/bermain peran (Role Playing).
D.
KELEBIHAN
METODE SOSIODRAMA
·
Siswa melatih dirinya untuk memahami
dan mengingat isi bahan yang akan diperankan. Sebagai pemain harus memahami,
menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus
diperankannya. Dengan demikian, daya ingatan siswa harus tajam dan tahanlama.
·
Siswa akan berlatih untuk
berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain peran para pemain dituntut
untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.
·
Bakat yang terdapat pada siswa dapat
dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari
sekolah.
·
Kerjasama antar pemain dapat
ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya.
·
Siswa memperoleh kebiasaan untuk
menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.
·
Bahasa lisan siswa dapat dibina
menjadi bahasa yang lebih baik agar mudah dipahami oranglain.
·
Berkesan dna tahan lama dalam
ingatan siswa.
·
Sangat menarik bagi siswa sehingga
kelas menjadi dinamis dan antusias.
·
Mengembangkan kreativitas siswa
(dengan peran yang dimainkan siswa dapat berfantasi)
·
Memupuk kerjasama antara siswa.
·
Menumbuhkan bakat siswa dalam seni
drama.
·
Siswa lebih memperhatikan pelajaran
karena menghayati sendiri.
·
Memupuk keberanian berpendapat di
depan kelas.
·
Melatih siswa untuk menganalisa
masalah dan mengambil kesimpulan dalarn waktu singkat.
E. KELEMAHAN PENERAPAN METODE
SOSIODRAMA
·
Sebagian anak yang tidak ikut
bermain peran menjadi kurang aktif,
·
Banyak memakan waktu,
·
Memerlukan tempat yang cukup luas,
·
Sering kelas lain merasa terganggu
oleh suara para pemain dan tepuk tangan
penonton/pengamat.
·
Memerlukan waktu yang cukup panjang
·
Memerlukan daya kreativitas dan daya
kreasi tinggi. Hal ini belum tentu dimiiliki guru dan siswa
·
Siswa malu untuk melakukan suatu
adegan.
·
Pendengar (siswa yang tak berperan)
sening mentertawakan tingkah laku pemain sehingga merusak suasana.
·
Apabila bila sosiodrama gagal maka
tujuan pembelajaran tidak dicapai
·
Tidak semua materi dapat dilakukan
dengan metode ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar