Jumat, 19 Desember 2014

SOSIODRAMA



A.    PENGERTIAN SOSIODRAMA
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya (Depdiknas: 23).

Sociodrama is a learning method that creates deep understanding of the social systems that shape us individually and collectively (Brown, 2005) artinya Sosiodrama adalah metode belajar yang menciptakan pemahaman yang mendalam mengenai sistem sosial yang membentuk kita secara individu dan kolektif.
“sociodrama” is a dramatic enactment of real life situations or conflicts that often go unresolved. Sosiodrama adalah diberlakukannya dramatis situasi kehidupan nyata atau konflik yang belum terselesaikan.
Trefingger (dalam Waluyo: 2001) membatasi sosiodrama a group problem solving enactment that focuses on a problems involving human relation dalam sosiodrama ini masalah hubungan antar manusia merupakan yang ditonjolkan.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat ditarik benang merah bahwa metode pembelajaran sosiodrama adalah model pembelajaran bermain peran dengan mendramatisasi kehidupan nyata atau konflik yang belum terselesaikan dan sistem sosial yang membentuk kita secara individu dan kolektif.
Secara etimologi metode dalam Bahasa Arab, dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminology metode adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabus mata pelajaran.
Sosiodrama terdiri dari dua suku kata “Sosio” yang artinya masyarakat, dan “drama” yang artinya keadaan seseorang atau peristiwa yang dialami orang, sifat dan  tingkah lakunya, hubungan seseorang, hubungan seseorang dengan orang lain dan sebagainya.Metode sodiodrama adalah suatu metode mengajar dimana guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu seperti terdapat dalam kehidupan masyarakat (sosial).
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa sosiodrama adalah bentuk metode mengajar dengan mendramakan atau memerankan tingkah laku di dalam hubungan sosial.
B.     ALASAN MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA
Sudah sejak adanya manusia di muka bumi ini dengan segala peradabannya, maka semenjak itu pula pada hakikatnya telah ada berbagai macam proses dan kegiatan pendidikan serta pengajaran. Namun berbeda untuk masa sekarang ini, dimana pendidikan dan pengajaran bayak di selanggarakan di berbagai lembaga pendidikan formal maupun informal, maka pada masa lampau kegiatan pendidikan dan pengajaran dilaksanakan di dalam kelompok-kelompok masyarakat,  tempat- tempat ibadah, bahkan bayak di laksanakan didalam proses interaksi sosial di kalangan masyarakat tertentu. Dari tonggak-tonggak sejarah pula dapat kita lihat bagaimana persoalan-persoalan yang muncul dapat mereka pecahkan. Bagaimana para nabi dan rasul menyampaikan ajaran-ajaran Tuhan kepada umatnya, mereka berusaha mengumpulkan sejumlah orang kemudian diberi wejangan-wejangan dan ajaran keagamaan tentang kebenaran-kebenaran maupun keingkaran, tentang baik dan buruk, dan lain-lainnya.  Proses pendidikan ini bisa mereka laksanakan didalam gua, perkemehan, bukit, sarana ibadah, bahkan bisa dilaksanakan dimedan perang sekalipun. Dalam kehidupan sehari-hari orang tua mengajari anak-anak nya cara menanam, bagaimana pekerjaan nelayan, bagaimana menjadi pedagang dan sebagainya.

Bahkan sebagian mereka langsung membawa anak-anak nya ke dalam kehidupan sebenarnya, sambil anak-anak itu diberi palajaran dan penjelasan sehingga mereka langsung mengalami sendiri.
Pendidikan dalam prakteknya berkaitan erat dengan belajar mangajar, karena proses belajar mengajar merupakan salah satu unsur yang sangat mendasar dalam setiap penyelenggaraan, jenis, dan jenjang pendidikan. Untuk itu keefektifan dan keefisienan di dalam proses belajar mengajar harus diperhatikan oleh seorang guru, karena guru memegang peranan penting di dalam mengelola kegiatan pengajaran yang terjadi di dalam kelas dengan segenap sumber belajar yang ada.
Salah satu usaha untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang   menyenangkan, efektif, efisien, dan cendrung tidak membosankan, guru harus mengetahui dan memahami bagaimana memilih dan merealisasikan metode yang sesuai pada setiap materi yang di sampaikan (Syaiful Bahri Djamarah; 1991; 72)
Mata pelajaran Sejarah seringkali dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan oleh siswa, hal ini karena pembelajaran mata pelajaran Sejarah lebih didominasi oleh sistem konvensional seperti ceramah dan pemberian latihan-latihan soal (drill). Dimana guru hanya menjelaskan dan siswa mendengar, serta guru menulis di papan tulis dan siswa mencatat, sehingga siswa cenderung pasif dan di paksa untuk menerima apa adanya materi yang di ajarkan tanpa diberi kesempatan untuk berusaha membalas dan memahaminya.
Dalam menyampaikan materi-materi mata pelajaran Sejarah mestinya guru tidak hanya mentransfer pengetahuannya saja, tetapi guru juga harus bisa memberi motifasi kepada anak-anak didiknya. Untuk itu dalam proses pembelajaran guru Sejarah harus bisa menggunakan beberapa macam metode, antara lain menggunakan metode sosiodrama (bermain peran) sebagai alternatif dalam menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan. Metode sosiodrama (bermain peran) pada dasarnya adalah mendramatisasikan tingkah laku atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubunganya dengan masalah-masalah sosial (Roestiyah N.K; 2008: 90)
Adapun beberapa alasan penggunaan metode bermain peran atau sosiodrama dalam metode pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) memperjelas gambaran suatu peristiwa dari pelajaran yang diberikan, yang di dalamnya menyangkut orang banyak dan atas pertimbangan didaktis lebih baik didramatisasikan dari pada hanya diceritakan saja, 2) dimaksudkan untuk melatih anak-anak agar mampu menyelesaikan masalah-masalah sosial mereka di kelak kemudian hari, 3) melatih nak-anak agar mudah bergaul, mempunyai timbang rasa serta kemungkinan pemahaman terhadap orang lain dengan berbagai permasalahannya.
Dengan implementasi metode sosiodrama dalam pembelajaran Sejarah, diharapkan memberikan pemahaman dan penghayatan mengenai masalah-masalah sosial serta bisa mengembangkan kemampuan yang dimiliki siswa.
C.    LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN METODE SOSIODRAMA
Sebelum menerapkan metode pembelajaran Sosiodrama/Bermain peran (Role Playing), guru hendaknya menyusun skenario sesuai kebutuhan. Mengacu pada Rencana Proses Pembelajaran dan Silabus yang telah disusun. Hal ini perlu agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan menarik, mencapai sasaran dan tidak melebihi alokasi waktu yang ditentukan.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam menerapkan metode pembelajaran Bermain peran/Sosiodrama (Role Playing) antara lain:
1)      Bila metode sosiodrama baru diterapkan dalam pengajaran, maka hendaknya guru menerangkannya terlebih dahulu teknik pelaksanaannya, dan menentukan diantara siswa yang tepat untuk memerankan tokoh-tokoh tertentu, kemudian secara sederhana dimainkan di depan kelas.
2)     Menerapkan situasi dan masalah yang akan dimainkan dan perlu juga diceritakan jalannya peristiwa dan latar belakang cerita yang akan diperankan tersebut sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
3)     Pengaturan adegan dan kesiapan mental dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga benar-benar bisa membangun interaksi yang lebih menarik.
4)     Setelah sosiodrama itu dalam puncak klimas, maka guru dapat menghentikan jalannya drama. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat diselesaikan secara umum, sehingga penonton (siswa yang mengamati) ada kesempatan untuk berpendapat dan menilai sosiodrama yang dimainkan. Sosiodrama dapat pula dihentikan bila menemui jalan buntu.
5)     Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan komentar, kesimpulan atau berupa catatan kesesuaian jalannya sosiodrama dengan materi yang sedang dibicarakan.
6)     Guru menerima semua masukan, dari siswa dan memberikan simpulan yang tepat dari pengilustrasian materi melalui metode sosiodrama tersebut.
7)     Menyelaraskan pemahaman konsep yang dijelaskan dalam pemecahan masalah/soal yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

                        Setelah kegiatan selesai, guru bisa memberikan contoh soal yang harus diselesaikan dengan menggunakan konsep seperti yang telah diperagakan oleh siswa melalui metode sosiodrama tersebut. Untuk selanjutnya bisa dievaluasi apakah metode tersebut berhasil atau belum yang indikasinya bisa dilihat melalui kemampuan pengintegrasian konsep yang diperagakan ke dalam masalah/soal yang harus diselesaikan.


            Seperti metode-metode pembelajaran yang lain, metode pembelajaran Sosiodrama/Bermain Peranan (Role Playing) juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Maksudnya, tidak semua materi bisa menjadi lebih baik bila menggunakan metode ini, akan tetapi harus dipilih dengan teliti oleh guru pengampu, mana yang baik menggunakan metode ini dan mana yang tidak. Berikut saya sampaikan beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran sosiodrama/bermain peran (Role Playing).
D.    KELEBIHAN METODE SOSIODRAMA
·         Siswa melatih dirinya untuk memahami dan mengingat isi bahan yang akan diperankan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian, daya ingatan siswa harus tajam dan tahanlama.
·         Siswa akan berlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain peran para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.
·         Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah.
·         Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya.
·         Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.
·         Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang lebih baik agar mudah dipahami oranglain.
·         Berkesan dna tahan lama dalam ingatan siswa.
·         Sangat menarik bagi siswa sehingga kelas menjadi dinamis dan antusias.
·         Mengembangkan kreativitas siswa (dengan peran yang dimainkan siswa dapat berfantasi)
·         Memupuk kerjasama antara siswa.
·         Menumbuhkan bakat siswa dalam seni drama.
·         Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.
·         Memupuk keberanian berpendapat di depan kelas.
·         Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalarn waktu singkat.

E.     KELEMAHAN PENERAPAN METODE SOSIODRAMA

·         Sebagian anak yang tidak ikut bermain peran menjadi kurang aktif,
·         Banyak memakan waktu,
·         Memerlukan tempat yang cukup luas,
·         Sering kelas lain merasa terganggu oleh suara para pemain dan tepuk tangan     penonton/pengamat.
·         Memerlukan waktu yang cukup panjang
·         Memerlukan daya kreativitas dan daya kreasi tinggi. Hal ini belum tentu dimiiliki guru dan siswa
·         Siswa malu untuk melakukan suatu adegan.
·         Pendengar (siswa yang tak berperan) sening mentertawakan tingkah laku pemain sehingga merusak suasana.
·         Apabila bila sosiodrama gagal maka tujuan pembelajaran tidak dicapai
·         Tidak semua materi dapat dilakukan dengan metode ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar