2.1 Konsep Berpikir Sejarah
Sejarah dikatakan sebagai ilmu
karena merupakan pengalaman masa lampau yang disusun secara sistematis dengan
metode kajian secara ilmiah untuk mendapatkan kebenaran mengenai masa lampau.
Dan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan maka harus dibuktikan secara
keilmuan menggunakan metode-metode dan berbagai standard ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan, dan kebenaran tersebut dapat dibuktikan dengan
dokumen yang telah diuji sehingga dapat dipercaya sebagai suatu fakta sejarah.
·
Kronologi
Kronologi adalah catatan
kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya.Kronologi dalam
peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa
berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk
membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang
terkait peristiwanya.
·
Diakronik
Sejarah adalah proses,
dalam kata lain sejarah adalah perkembangan. Menurut Galtung, sejarah adalah
ilmu diakronik yang berasal dari kata diachronich; (dia dalam bahasa latin
artinya melalui dan chronicus artinya waktu). Sejarah disebut ilmu diakronik, sebab
sejarah meneliti gejala-gejala yang memanjang dalam waktu, tetapi dalam ruang
yang terbatas.
Contoh:
ü Perkembangan
Sarekat Islam di Solo, 1911-1920
ü Terjadinya
Perang Diponegaro, 1925-1930
ü Revolusi
Fisik di Indonesia, 1945-1949;
ü Gerakan
Zionisme 1897-1948 dan sebagainya.
Cara berfikir
diakronik dalam mempelajari sejarah
Sejarah itu diakronis maksudnya memanjang
dalam waktu, sedangkan ilmu-ilmu sosial itu sinkronis maksudnya melebar dalam
ruang. Sejarah mementingkan proses, sejarah akan
membicarakan satu peristiwa tertentu dengan tempat tertentu, dari waktu A
sampai waktu B.
Sejarah berupaya melihat segala
sesuatu dari sudut rentang waktu. Pendekatan diakronis adalah salah satu
yang menganalisis evolusi/perubahan sesuatu dari waktu ke waktu, yang
memungkinkan seseorang untuk menilai bagaimana bahwa sesuatu perubahan itu
terjadi sepanjang masa. Sejarawan akan menggunakan pendekatan ini untuk
menganalisis dampak perubahan variabel pada sesuatu, sehingga memungkinkan
sejarawan untuk mendalilkan MENGAPA keadaan tertentu lahir dari keadaan
sebelumnya atau MENGAPA keadaan tertentu berkembang / berkelanjutan.
·
Sinkronik
Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas
dalam waktu. Sedangkan ilmu sosial itu
sinkronik (menekankan struktur) artinya ilmu sosial meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik
tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang
perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya
menganalisis suatu kondisi seperti itu.
· Contoh: satu
mungkin menggunakan pendekatan sinkronis untuk menggambarkan keadaan ekonomi
di Indonesia pada suatu waktu tertentu, menganalisis struktur dan fungsi
ekonomi hanya pada keadaan tertentu dan pada di saat itu.
Penelitian arsip memungkinkan orang
untuk meneliti waktu yang panjang. Istilah
memanjang dalam waktu itu meliputi juga gejala sejarah yang ada didalam waktu
yang panjang itu. Ada juga yang menyebutkan ilmu
sinkronis, yaitu ilmu yang meneliti gejala - gejala yang meluas dalam ruang
tetapi dalam waktu yang terbatas. Sedangkan
contoh penulisan sejarah dengan topik - topik dari ilmu sosial yang disusun
dengan cara sinkronis lainnya misalnya adalah:
- Tarekat Naqsyabandiyah
- Qodiriyah di pesantren - pesantren
Jawa´;
- Kota - kota metropolitan : Jakarta , Surabaya dan
Medan´; (metode survey dan interview hanya memungkinkan
topik yang kontemporer dengan jangka waktu yang pendek, tetapi bisa jadi
ruangnya yang sangat luas).
Cara berfikir sinkronik
Sedangkan
ilmu sosial itu sinkronik (menekankan struktur) artinya ilmu sosial
meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronik menganalisa sesuatu
tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha
untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada
kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu. Ada juga
yang menyebutkan ilmu sinkronik, yaitu ilmu yang meneliti gejala - gejala yang
meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas.
Kedua ilmu ini
saling berhubungan
( ilmu sejarah dan ilmu – ilmu sosial ). Kita ingin mencatat bahwa ada
persilangan antara sejarah yang diakronis dan ilmu sosial lain yang sinkronis
Artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu
sosial menggunakan sejarah Ilmu diakronis bercampur dengan sinkronis
Contoh:
- Peranan
militer dalam politik,1945-1999 ( yang
ditulis seorang ahli ilmu politik )
- Elit Agama
dan Politik 1945- 2003 (yang
ditulis ahli sosiologi )
·
Mendeskripsikan Konsep Ruang dan Waktu
Ø Konsep Ruang
·
Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu.
·
Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa - peristiwa sejarah
dalam perjalanan waktu.
·
Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat
terlepaskan dari ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut.
·
Jika waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka
konsep ruang menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi.
Ø Konsep Waktu
·
Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi,
masa lampau bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup.
·
Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam
sejarah, masa lampau manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan
begitu saja, sebab sejarah itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau
dapat dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
·
Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi
acuan untuk perencanaan masa yang akan dating.
·
Keterkaitan Konsep Ruang dan Waktu dalam
Sejarah
·
Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan
dalam suatu peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek
atau pelaku sejarah.
·
Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan
waktu kejadian.
·
Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan waktu
karena perjalanan manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri pada suatu
tempat dimana manusia hidup ( beraktivitas ).
1.2
Penerapan Berpikir Sejarah dalam Pembelajaran
·
Berfikir Diakronik dalam mempelajari Sejarah
Sejarah itu diakronis artinya
memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang, sedangkan ilmu-ilmu sosial
itu sinkronis maksudnya melebar dalam ruang.
Sejarah mementingkan proses, sejarah akan membicarakan satu peristiwa tertentu dengan tempat
tertentu, dari waktu A sampai waktu B. Sejarah berupaya melihat segala
sesuatu dari sudut rentang waktu.
Pendekatan diakronis adalah salah
satu yang menganalisis evolusi/perubahan sesuatu dari waktu ke waktu, yang
memungkinkan seseorang untuk menilai bagaimana bahwa sesuatu perubahan itu
terjadi sepanjang masa. Diakronis
berasal dari bahasa Yunani, dia artinya melintasi atau melewati
dan khronos yang berarti perjalanan waktu. Dengan demikian,
diakronis dapat diartikan sebagai suatu peristiwa yang berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri sendiri atau timbul secara
tiba-tiba. Sebab sejarah meneliti gejala-gejala yang memanjang dalam waktu,
tetapi dalam ruang yang terbatas.
Konsep diakronis melihat bahwa peristiwa
dalam sejarah mengalami perkembangan dan bergerak sepanjang masa. Melalui
proses inilah, manusia dapat melakukan perbandingan dan melihat perkembangan
sejarah kehidupan masyarakatnya dari jaman ke jaman berikutnya. Suatu peristiwa sejarah tidak bisa
lepas dari peristiwa sebelumnya dan akan mempengaruhi peristiwa yang akan
datang. Sehingga, berfikir secara diakronis haruslah dapat memberikan
penjelasan secara kronologis dan kausalita. Studi diakronis bersifat vertikal, misalnya menyelidiki perkembangan
sejarah Indonesia yang dimulai sejak adanya prasasti di Kutai sampai kini.
Adapun ciri diakronik yaitu:
a. Mengkaji dengan berlalunya masa;
b. Menitik beratkan pengkajian pristiwa pada sejarahnya
c. Bersifat historis atau komparatif;
d. Bersifat vertikal;
e. Terdapat konsep perbandingan;
f. Cakupan kajian lebih luas;
Adapun ciri diakronik yaitu:
a. Mengkaji dengan berlalunya masa;
b. Menitik beratkan pengkajian pristiwa pada sejarahnya
c. Bersifat historis atau komparatif;
d. Bersifat vertikal;
e. Terdapat konsep perbandingan;
f. Cakupan kajian lebih luas;
·
Berfikir Sinkronis dalam mempelajari sejarah
Kata sinkronis berasal dari bahasa Yunani syn yang berarti
dengan, dan khronos yang berarti waktu, masa. Berpikir sinkronis
dalam sejarah adalah mempelajari peristiwa yang sezaman, atau bersifat
horisontal. Sinkronik artinya segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa
yang terjadi di suatu masa/ruang tetapi terbatas dalam waktu. Sinkronis
artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Pengertian
sejarah secara sinkronik artinya mempelajari pristiwa sejarah dengan berbagai
aspeknya pada waktu atau kurun waktu yang tertentu atau terbatas. Kajian
sinkronis sejarah mengandung kesistematisan tinggi, sedangkan kajian diakronis
tidak. Kajian sinkronis justru lebih serius dan sulit.
Berdasarkan
uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa pengertian berpikir sinkronik
dalam sejarah adalah mempelajari (mengkaji) struktur (karakter) suatu
peristiwa sejarah dalam kurun waktu tertentu atau dibatasi oleh waktu.
Ciri Ciri sinkronik yakni sebagai berikut :
1. Mengkaji pada masa tertentu
2. Menitik beratkan pengkajian pada strukturnya(karakternya)
3. Bersifat horizontal
4. Tidak ada konsep perbandingan
5. Cakupan kajian lebih sempit
6. Memiliki sistematis yang tinggi
7. Bersifat lebih serius dan sulit
Ciri Ciri sinkronik yakni sebagai berikut :
1. Mengkaji pada masa tertentu
2. Menitik beratkan pengkajian pada strukturnya(karakternya)
3. Bersifat horizontal
4. Tidak ada konsep perbandingan
5. Cakupan kajian lebih sempit
6. Memiliki sistematis yang tinggi
7. Bersifat lebih serius dan sulit
·
Berpikir Kausalitas dalam mempelajari sejarah sebagai
ilmu.
Cara berpikir kausalitas adalah berpikir dengan hukum sebab-akibat. Sebuah
kejadian diawali ‘sebab’ yang menimbulkan ‘akibat’. Sementara, cara berpikir
kontingensi, secara sederhana, adalah berpikir bahwa sebuah kejadian terjadi
oleh sebab yang beragam (kontingen). Kajian sejarah adalah kajian tentang
sebab-sebab dari suatu peristiwa terjadi sehingga hampir merupakan aksioma atau
kebenaran umum.
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sejarah
dikatakan sebagai ilmu karena merupakan pengalaman masa lampau yang disusun
secara sistematis dengan metode kajian secara ilmiah untuk mendapatkan
kebenaran mengenai masa lampau. Dan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan
maka harus dibuktikan secara keilmuan menggunakan metode-metode dan berbagai
standard ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, dan kebenaran tersebut
dapat dibuktikan dengan dokumen yang telah diuji sehingga dapat dipercaya
sebagai suatu fakta sejarah. Pendekatan
diakronis adalah salah satu yang menganalisis evolusi/perubahan sesuatu dari
waktu ke waktu, yang memungkinkan seseorang untuk menilai bagaimana bahwa
sesuatu perubahan itu terjadi sepanjang masa. Sinkronis artinya meluas
dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Sedangkan ilmu
sosial itu sinkronik (menekankan struktur) artinya ilmu sosial meluas
dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu
tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar